Rabu, 22 September 2021
Mengenakan Roh Kristus: Memaksimalkan yang minimal
Hari ini Gereja kita memasuki Triduum hari pertama dalam rangka HUT Paroki. Romo Handoko yang memimpin perayaan Ekaristi mengajak segenap umat untuk mengenakan Roh Kristus yang berarti membiarkan Roh Kristus bekerja sempurna meski dalam keterbatasan atau minim. Belajar dari Vinsensius yang mampu memaksimalkan keterbatasan yang dia miliki untuk membangun jejaring dengan berbagai kalangan misalnya kalangan bangsawan, mengefektifkan berbagai karya karitatif yang dia lakukan. Vinsensius yakin orang miskin tak tertolong bukan karena tidak ada yang mau membantu melainkan karena tak ada yang mengkoordinasi dengan baik. Maka boleh dikatakan Vinsensius sungguh mau memaksimalkan totalitas pelayanan demi orang miskin meski prasarana dan fasilitas sangat minim.
Dalam karya pelayanan, Vinsensius tentu tak pernah kerja sendirian. Mustahil baginya menangani bahkan memerangi kemiskinan seorang diri. “Hendaknya kalian melayani orang miskin dengan sebaik mungkin, dan selanjutnya serahkanlah segalanya kepada kebaikan Allah (SV VII,242). Dengan membangun jejaring yang luas, melibatkan ibu-ibu mentri, para bangsawan, Persaudaraan cinta kasih, Suster Puteri Kasih, CM, awam sehingga pelayanan orang miskin tak pernah terabaikan. Dalam keadaan minimal, justru Vinsensius mengajar agar menggunakan semaksimal mungkin, kemampuan interpersonal yang baik, membangun jejaring yang luas, melihat peluang dan kreatif, serta yang utama adalah percaya pada penyelenggaraan ilahi. “Biarkanlah Tuhan berkarya. Dia akan menyelesaikan segalanya tanpa kita ikut memikirkannya.” (SV V,24).