Rm. Petrus Maria Handoko, CM
Ketika berziarah ke Tanah Suci, kami mengunjungi Gereja Nativity dan melihat tempat kelahiran Yesus. Kesan saya, tempat kelahiran Yesus itu aslinya berada dalam sebuah gua. Saya diingatkan pada tradisi membuat “gua natal” pada waktu kecil dulu, bukan kandang natal. Benarkah Yesus dilahirkan di sebuah gua?
Pertama, data di dalam kitab Injil mengatakan bahwa Yesus lahir dan dibaringkan “di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan” (Luk 2:7). Palungan adalah tempat makan untuk ternak. Tetapi bisa jadi, palungan yang digunakan Maria dan Yusuf untuk membaringkan Yesus itu memang terletak di dalam sebuah gua. Di sekitar kota Betlehem terdapat berbagai macam gua, dari kecil hingga besar. Dan bisa jadi, gua-gua itu dijadikan kandang untuk domba-domba sehingga di sana ditemukan palungan.
Kedua, memang ada tradisi kuno yang mengatakan bahwa Yesus dilahirkan di sebuah gua. Ini menjelaskan bahwa dulu lebih sering dikatakan “gua Natal” bukan “kandang Natal.” Menurut Santo Hironimus, penerjemah Kitab Suci yang terkenal itu, Kaisar Hadrianus berusaha memusnahkan tradisi yang mempercayai bahwa Yesus dilahirkan di sebuah gua dan menjadikan gua kelahiran Yesus itu sebagai tempat pemujaan dewa Adonis. Hironimus menulis tentang hal ini dalam suratnya kepada Paulina. Pada tahun 330, Kaisar Konstantinus mendirikan sebuah gereja yang indah di atas gua yang diyakini sebagai tempat kelahiran Yesus. Gua kelahiran Yesus ini tidak jauh dari tempat tinggal Hironimus selama 35 tahun. Pada tahun 531-565, gereja ini diperluas oleh Yustinianus, dan kemudian dipugar kembali pada abad XII. Itulah Gereja Nativity yang banyak dikunjungi para peziarah. Gua yang diyakini sebagai tempat kelahiran Yesus terdapat di bawah altar utama gereja. Bintang Daud dipasang pada lantai yang bermarmer dan terdapat tulisan: “Hic de VIrgine Iesus Christus natus est,” yang berarti “Di sinilah lahir Yesus Kristus dari perawan Maria.”