Fr. F.X. Empi Siloka Astageni, CM
Tempat, tanggal lahir: Montgesty, 5 Januari 1802
Wafat: Wuchangfou, 11 September 1840
Peringatan: 11 September
Yohanes Gabriel Perboyre adalah seorang imam CM yang berasal dari Perancis. Dirinya merupakan anak pertama dari delapan bersaudara, dari ayah yang bernama Pierre Perboyre dan ibunya bernama Marie Rigal. Fakta menarik bahwa kelak ketiga putra dari Pierre mempersembahkan dirinya sebagai imam Lazaris, ketiga putri membaktikan hidupnya sebagai seorang suster (dua Puteri Kasih dan satu Karmelites), dua yang lain membangun keluarga. Kisah panggilan Yohanes tidak direncanakan olehnya. Semula berawal dari kesediaannya untuk mengantar adiknya bernama Louis masuk seminari pada bulan Desember 1818. Usut punya usut, ternyata rektor dari seminari Louis bergabung adalah paman dari Yohanes dan Louis, Yakobus Perboyre. Lantas Yakobus Perboyre menghendaki agar Yohanes jangan kembali ke rumah, tapi “menjaga”adiknya yang masih kecil di seminari.
Saat Louis ditahbiskan, dirinya pergi bermisi ke Cina. Namun, ajal menjemputnya sewaktu perjalanan laut di sekitar Laut Jawa. Tak diduga, Yohanes punya tekad yang berapi-api untuk pergi bermisi ke Cina walaupun dia adalah imam yang sakit-sakitan. Sebelum pergi bermisi, anak pertama Pierre itu diutus sebagai pengajar teologi dogma, kemudian diangkat menjadi rektor seminari di Saint-Flour. Setelahnya, dia menjadi direktur novisiat CM. Fakta menarik lain, Yohanes Perboyre pernah singgah di kota pahlawan Surabaya pada tahun 1835 selama beberapa saat dalam perjalanannya menuju negeri tirai bambu itu.
Tugas perutusannya di Cina adalah medan yang sukar untuk dijalani, tapi Yohanes tetap semangat dengan mengunjungi komunitas-komunitas Kristen di sana. Dia belajar bahasa setempat dalam kurun waktu dua tahun. Menurut laporan perkiraan terdapat total 1500-an umat yang tersebar di seluruh negeri Cina. Pada waktu itu gereja di sana berdiri dengan beratapkan jerami, keadaan sangat kumuh, dan kursi-kursi pun kotor. Penganiayaan menimpa komunitas Kristiani di Cina oleh sang Kaisar. Dapat dikatakan bahwa Yohanes belum banyak berbuat sesuatu di Cina, keberadannya sebagai misionaris di Cina terhitung hanya kurang lebih lima tahun sejak kedatangannya, tahun 1836. Dia dijual oleh salah satu pengikutnya kepada para serdadu kerajaan, bagaikan kisah Yesus yang dijual oleh Yudas Iskariot. Yohanes diseret, ditelanjangi, dirantai, ditusuk dengan besi panas, dan disesah. Yohanes pun wafat sebagai martir, di Cina.
Ia dinyatakan sebagai beato pada tanggal 10 November 1889. Tahun 1996 dinyatakan sebagai seorang santo oleh Paus Yohanes Paulus II di Roma.