Santo Vincentius a Paulo sebagai gembala umat. Itulah tema pertama yang diangkat dalam Novena yang pertama ini. Antusiasme umat tidak terkurangi meskipun Novena ini diadakan bertepatan dengan situasi liburan Natal dan Tahun Baru beberapa instansi dan padatnya kegiatan Natal.
Dalam homilinya, Rm. Handoko, CM menyampaikan bahwa Santo Vincentius adalah santo yang besar, visioner dalam menanggapi jaman. Kebesarannya tampak paling tidak dalam 3 hal. Pertama, dia adalah pelopor yang melaksanakan hasil Konsili Trente tentang pendidikan calon imam. Dulu tidak ada seminari, pendidikan calon imam dilakukan sendiri-sendiri. Vincentius mulai menggagas pelajaran-pelajaran yang perlu diberikan kepada calon imam, dan akhirnya juga menggagas adanya seminari. Karena itulah sampai sekarang para Romo CM salah satu karismanya adalah pendidikan calon imam. Kedua, Vincentius juga pelopor pelibatan awam dalam kehidupan menggereja khususnya dalam berbagai karya belas kasih. Contoh waktu itu yang terjadi adalah dalam peristiwa di Folville di mana ada orang yang hampir mati karena kelaparan, Vincentius menggerakkan orang untuk membantu. Dampaknya banyak orang berbondong-bondong datang membantu. Ketiga, Vincentius sebagai gembala juga mengubah wajah Gereja. Dari Gereja yang mengarah kepada dirinya sendiri/terpisah dari dunai ke Gereja yang mengarah ke luar. Dunia tidak dilihat sebagai sesuatu yang kotor dan menjauhkan kita dari Allah, tetapi justru merangkul dunia dan menyatu dengan masyarakat untuk membawanya kepada Allah.
Semoga kita mampu meneladan Vincentius untuk semakin peduli kepada sesama kita, terlebih mereka yang miskin dan menderita.