Nama: Beato Frederick Ozanam
Tempat, tanggal lahir: Milan, 23 April 1853
Wafat: Marseilles, 8 September 1853
Beatifikasi: 22 Agustus 1997
Peringatan: 9 September
Frederick Ozanam adalah anak kelima dari empat belas bersaudara, dari pasangan Jean dan Marie Ozanam. Keluarga Ozanam sebenarnya berasal dari kota Lyon, Perancis, namun imbas dari perang Napoleon mereka tinggal sementara di Milan, Italia. Di Lyon, Frederick menghabiskan masa kanak-kanak dan remajanya. Frederick berhasil menumbuhkan daya reflektif, selain kecintaan pada filsafat dalam dirinya berkat bantuan Romo Noirot selaku gurunya di Kolose Royal. Lebih dari itu Frederick juga memiliki kejernihan dalam berpikir serta kematangan intelektual, yang berdampak baik dalam hidup rohaninya. Ia mengawali karir akademisnya di Lyon, yang kemudian berlanjut di Paris. Pria kelahiran Milan tersebut lulus sebagai sarjana sastra [ada tahun 1825, yang pada gilirannya meraih gelar doctor hukum pada tahun 1836 dan doctor kesussasteraan pada tahun 1839. Frederick adalah seorang Katolik awam yang memiliki integritas keilmuan yang tinggi, dirinya berkomitmen untuk melayani dan menemukan kebenaran melalui intelktual dan kedalaman yang dimilikinya.
Arus sekularisme menantang Frederick dan kawan-kawannya untuk mewujudkan iman. Mereka bertekad untuk mewujudnyatakan kedalaman iman melalui aksi nyata. Untuk itu, mereka membidani lahirnya konferensi Cinta Kasih pada tanggal 23 April 1833. Kala itu, usia Frederick baru menginjak dua puluh tahun. Mencintai dan menjadi sahabat bagi kaum papa dan miskin adalah cita-cita Frederick dan rekan-rekannya itu, dan menjadi saksi belas kasih dan keadilan. Bagi mereka, cita-cita ini sejalan dengan teladan hidup Santo Vinsensius. Maka itu, Frederick para koleganya mendirikan Serikat Sosial Vinsensius (SSV) untuk membantu orang miskin yang tinggal di daerah kumuh Paris. Serikat ini dibina dan dibantu oleh Suster Puteri Kasih Rosaline Rendu. SSV secara bertahap berkembang di luar Paris pada pertengahan abad ke-19. Hingga saat ini keberadaan SSV sangat berkembang pesat di seluruh negara, salah satunya Indonesia.
Frederick menikah dengan Amelia Soulacroix, seorang putri dari rektor Universitas Lyon pada tanggal 23 Juni 1841. Mereka dikaruniai seorang putri yang diberi nama Maria. Menurut kesaksian orang-orang zaman tersebut, Frederick dan Amelia memberikan teladan yang unggul dalam membangun “Gereja Kecil”, yakni rumah tanggal yang diresapi oleh nilai-nilai Kristiani. Frederikus jatuh sakit tatkala berada di Pisa, akibat kesehatannya yang kian rapuh. Segera dibawa kembali ke Perancis. Kemudian, Frederick tutup usia di Marseilles. Mendengar bagaimana Frederick Ozanam hidup, juga melalui banyak kesaksian umat, Paus Yohanes Paulus II membeatifikasi Frederick Ozanam pada tahun 1997, yang dihadiri oleh berbagai kaum muda dari belahan dunia, juga pada saat Hari Kaum Muda sedunia yang dilangsungkan di Paris.
Fr. Empi, CM