Minggu, 29 Mei 2022. Ziarah Lingkungan Santa Maria Immaculata, “Harmonisasi Relasi Dengan Sesama dan Ibu Bumi” Taman Rosario Monfort.
Puji syukur ke hadirat Tuhan, Lingkungan Santa Maria Immaculata bisa menyelenggarakan ziarah di Bulan Maria ini, setelah vakum kegiatan kebersamaan selama pandemi covid-19. Ziarah dilangsungkan di Taman Rosario Monfort dengan melakukan Ibadat Rosario, yang mengambil tema “Harmonisasi Relasi dengan Sesama dan Ibu Bumi”. Tanggal 22-29 Mei, ditetapkan oleh Bapa Paus Fransiskus sebagai Pekan Keutuhan Ciptaan, yang mengajak umat Katolik membumikan Ensiklik Laudato Si’ dalam keseharian, agar bumi -rumah kita bersama- sungguh terawat keberlangsungannya.
Rangkaian ziarah diawali dengan Ibadat Sabda. Romo Gregorius Pasi, SMM dalam renungannya mengajak umat meneladani Bunda Maria. Sebagai perempuan, Maria dikarunia rahim, sumber kehidupan, dan karenanya memiliki panggilan untuk merawat kehidupan, termasuk merawat bumi. Itu sebabnya umat Katolik juga harus terpanggil untuk memelihara kehidupan. Kami juga diajak belajar dari Santo Fransiskus Asisi yang memiliki hubungan mesra dengan alam semesta. Usai siraman rohani dari Romo Goris (panggilan akrab Beliau), lalu dilanjutkan dengan doa rosario bersama yang menggunakan teks ROSARIO LAUDATO SI’.
Usai Ibadat Rosario, kami menikmati keasrian tempat Taman Rosario Monfort. Berdoa di Gua Maria dan berfoto bersama penuh tawa canda. Sungguh menjadi sarana melepas kerinduan berkumpul bersama.
Rangkaian ziarah ditutup dengan makan bersama. Sebagai wujud tindakan merawat bumi, sebagaimana ajakan Bapa Paus Fransiskus, maka kegiatan ziarah ini juga mengupayakan minim sampah.
Makanan disajikan secara prasmanan agar tidak ada sisa makanan yang terbuang. Kami menggunakan daun pisang untuk alas nasi dan tidak memakai sendok plastik. Kemudian umat memilah sampah yang dihasilkan ke dalam 4 (empat) kantong: botol air minum kemasan, plastik, kardus/dus, dan sisa organik.
Sisa organik lalu ditempatkan di tempah sampah organik yang tersedia di area Gua Maria. Begitu juga dengan sampah plastik kemasan. Sementara kardus/dus dan botol air kemasan dibawa pulang untuk diberikan ke pemulung.
Ini memang hanya tindakan sederhana. Tetapi tentu bisa terus dilanjutkan untuk menjadi habitus kita dalam merawat ibu bumi. Memilah sampah adalah salah satu wujud empati kita pada petugas kebersihan. (Krist)